“
AKTUALISASI PENGARUH DAN BAHAYA PERGAULAN BEBAS BAGI GENERASI MUDA”
MAKALAHDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bapak. Yohandi, S.Sos.I, M.Pd.I
Oleh:
Aisyatin Kamila
Fakultas Dakwah
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY SUKOREJO
2015
KATA PENGANTAR
ASSAMUA’LAIKUM
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat taufiq serta inayah-Nya lah makalah ini dapat dirampungkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula kepada baginda nabi kita, sang revolusioner akbar, ialah Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman yang gelap ilmu pengetahuan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Makalah ini berjudul “ Aktualisasi pengaruh dan bahaya pergaulan bebas bagi generasi muda”. Yang mana, adanya karya tulis ilmiah ini sekaligus sebagai penambah khazanah keilmuan bagi penulis. pembimbing.
Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kit
Terakhir, karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, karena penulis masih belajar sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, penulis mengharap krtikan dan saran yang membangun baik bagi pembaca, khususnya bagi dosen a semua. Amin.
JAZAAKUMULLAH AHSANAL JAZAA.
WASSALAM
Sukorejo, 15 Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar belakang …………………………………………………………….1
B. Rumusan masalah………………………………………………………….2
C. Tujuan …………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN:
A. Pengertian Remaja ………………………………………………………..3
B. Pengertian Pergaulan Bebas………………………………………………..4
C. Faktor Penyebab Adanya Pergaulan Bebas ……………………………….5
D. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Adanya Pergaulan Bebas……………….7
E. Solusi Mengatasi Pergaulan Bebas………………………………………...9
F. Peran keluarga dan pemerintah dalam menangani pergaulan bebas………10
BAB III PENUTUP:
A. Kesimpulan…………………………………………………………………11
B. Saran………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..12
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pada
masa modern saat ini, tingkat pernikahan
dini semakin meningkat. Kebanyakan disebabkan karena hamil di luar
nikah yang mana kemudian dipaksakan oleh orang tua mereka
masing-masing. Mengapa banyak remaja perempuan yang hamil diluar
nikah? Pada umumnya, penyebabnya adalah pergaulan bebas. Pihak
perempuan adalah mahluk yang paling di rugikan dan dikorbankan dalam
pergaulan bebas.
Remaja
adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih
baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang
dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus,
baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Dan juga, remaja
adalah aset bangsa yang harus dijaga moral serta pendidikannya.
Pergaulan bebas bermula dari adanya gejolak remaja yang mulai mencoba
mencari jati diri dan berakibat pada kenakalan remaja.
Yang mana,
kenakalan remaja yang bahasa gaulnya sekarang adalah juvenile
delenguency.
Banyak
kita baca di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya
remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau
perbuatan yang merugikan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat
sekitar. Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi
pergaulan bebas terhadap remaja.
Mengenai hal ini,
Sikap pemerintah dalam menangani seks bebas sangat berperan penting
dan membutuhkan perhatian masyarakat. Tanpa campur tangan keduannya
sungguh tidak akan tercapai apa yang kita inginkan. Sebab remaja
masih dalam pembaharuan kebebasan yang disalah artikan.
Banyak
remaja yang terjerumus kedalam hal-hal yang tidak diinginkan dan
kebanyakan terpengaruh dari lingkungan luar yang merusak generasi
muda,karena rasa ingin gaul. walaupun mereka sudah salah jalan. Para
remaja harus banyak-banyak mendapat bimbingan para guru dan orang
tua,karena zaman sudah semakin maju remaja sangat mudah terpengaruh
oleh hal-hal yang baru apalagi dengan perubahan-perubahan
remaja.Zaman sekarang para remaja sudah banyak terjerumus dalam seks
bebas.
Melihat
kuranggnya kesadaran dari semua pihak seperti remaja dan orang tua.
Adapun yang pernah direncanakan untuk mengarahkan remaja ke hal-hal
yang positif baru sedikit yang terlaksanakan dengan baik. Memang
kebanyakan orang tua mengarahkan anak-anaknya ke hal yang positif
tetapi karena pengaruh dan perkembangan zaman maka anak-anak mudah
terjerumus ke hal yang negatif. Apabila mereka berada didalam
lingkungan yang baik tidak menutupi kemungkinan maka dengan
kesadarannya ia akan menjadi baik.
Penulis mengambil
judul “ AKTUALISASI PENGARUH DAN BAHAYA PERGAULAN BEBAS BAGI
GENERASI MUDA” agar seluruh generasi muda menyadari bahwa seks
bebas adalah perilaku yang menyimpang dan sangat berbahaya.
Rumusan
Masalah
Apa
Pengertian Dari Remaja?
Apa
Pengertian Dari Pergaulan Bebas?
Apa
Saja Faktor Yang Menjadi Penyebab Adanya Pergaulan Bebas?
Apa
Saja Dampak Yang Ditimbulkan Dari Adanya Pergaulan Bebas?
Bagaimana
Solusi Yang Dapat Dilakukan Dari Adanya Pergaulan Bebas?
Bagaiman
Peran Keluarga Dan Pemerintah Dalam Menangani Pergaulan Bebas?
Tujuan
Untuk
Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Pengertian Remaja
Untuk
Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Pergaulan Bebas
Untuk
Mengetahui Apa Saja Faktor Yang Menjadi Penyebab Dari Adanya Faktor
Bebas
Untuk
Mengetahui Apa Saja Dampak Yang Ditimbulkan Dari Adanya Pergaulan
Bebas
Untuk
Mengetahui Bagaimana Solusi Yang Dapat Dilakukan Dari Adanya
Pergaulan Bebas
Untuk
Mengetahui Peran Keluarga Dan Pemerintah Dalam Menangani Pergaulan
Bebas
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Remaja
Remaja
berasal dari kata latin “adolensence”
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,
emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat
yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua.
Masa remaja juga
biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas.
Istilah “puber” dari bahasa Latin. Pubertas berarti kelaki-lakian
dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat kelaki-lakian
dan ditandai oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri
berasal dari akar kata ”pubes”, yang berarti rambut-rambut
kemaluan, yg menandakan kematangan fisik. Dengan demikian, masa
pubertas meliputi masa peralihan dari masa anak sampai tercapainya
kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai 15 tahun. Pada masa
ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah berkaitan dengan
proses kematangn jenis kelamin.
Remaja juga
didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia
remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program
pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan
adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.
Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak
Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Remaja
adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih
baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang
dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar.
Banyak kita baca di media massa maupun kita lihat di media elektronik
adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan
tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,keluarga dan
masyarakat sekitar. Remaja
harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang
tua,dan masyarakat sekitar.
Pengertian
Pergaulan Bebas
Sebelum melangkah
dan membahas tentang pengertian pergaulan bebas, terlebih dahulu kita
membahas tentang pengertian pergaulan itu sendiri.
Pergaulan
merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.Seperti yang
dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai “makhluk
sosial (zoon-politicon)”,
yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari
kebersamaan dengan manusia lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang
besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang
ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang
positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu
dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan
hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih
mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia
remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap
bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu baru yang mungkin dia
belum tahu apakah itu baik atau tidak.
Berbicara masalah
pergaulan bebas, tidak dapat dipisahkan oeh adanya juvenile
delenguency. Yang mana pengertian dari istilah itu adalah,
juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang berarti
anak muda, ciri karakter menyimpang pada masa muda dan sifat khas
pada periode muda. Dan arti delenguency adalah terabaikan,
mengabaikan, menjadi jahat, kriminal.
Jadi,juvenile
delinguency adalah kenakalan anak muda yang disebabkan oleh suatu
bentuk pengabaian social sehingga mereka itu mengembangakan bentuk
tingkah laku menyimpang.
Pergaulan
bebas merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja. Pergaulan bebas
adalah wabah dalam pergaulan remaja. Wabah ini memberikan berbagai
dampak negatif bagi masa depan bangsa Indonesia. Kita
tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk
perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.
Dilihat dari segi
katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses
bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi
pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain
terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. Islam telah mengatur
bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum
dalam surat An-Nur ayat 30-31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita
menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang
terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak
belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika
pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin
kesucian seseorang.
Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari
media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang
bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda
Indonesia dalam kemajuan bangsa. Masa
remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga
proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang
terjebak dalam pergaulan bebas.
Faktor
Penyebab Adanya Pergaulan Bebas
Ada
beberapa faktor yang menjadi pemicu sebab terjadinya pergaulan
bebas,diantaranya:
1.
Faktor Keluarga
Biasanya
para remaja “nakal” dikarenakan kurangnya pengawasan dari orang
tua atau kurangnya perhatian orang tua, sehingga membuat anak terlalu
bebas dalam pergaulan.
2. Faktor
Kesenjangan
Faktor kesenjangan
pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa
bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda.
Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam
menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak
menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
3. Faktor
Agama Dan Iman.
Faktor terpenting
yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena
kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena
itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam
kehidupan si anak.
Faktor
Kesadaran Atau Kedewasaan
Faktor
ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya
memang memiliki kecenderungan belum
memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan
melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, kedewasaan
belum penuh, kurang menyadari akan bahaya, sehingga sering terjebak
dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda
ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau
dialaminya.
Faktor Budaya
Orang
muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang
muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka.
Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal
ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka
akhirnya bergaul sebebas-bebasnya.
Faktor
Media
Media menjadi faktor
yang sangat memicu penyebab terjadinya pergaulan bebas. Karena
semajin canggihnya dunia teknologi yang memicu remaja untuk terus
update dan tidak kudet (kurang update). Baik itu dari media cetak
ataupun media elektronik.
Media
masssa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya
belakangan semakin banyak memasang dan mempertontonkan gambar-gambar
seronok dan adegen seks serta kehidupan
yang glamour yang jauh dari nilai-nilai Islami. Hal ini diperparah
lagi dengan berkembangnya tehnologi internet yang menembus
batas-batas negara dan waktu yang memungkinkan kawula muda mengakses
hal-hal yang bisa meningkatkan nafsu seks.
Informasi tentang
seks yang salah turut memperkeruh suasana. Akibatnya remaja cenderung
ingin mencoba dan akhirnya terjerumus kepada sex bebs (free sex).
Dampak
Yang Ditimbulkan Dari Adanya Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas
memang seharusnya sudah diketahui oleh remaja itu sendiri sebelum
mengetahui dampak pergaulan bebas.banyak sekali dampak yang
ditimbulkan dari adanya pergaulan bebas yang saat ini sudah semakin
menjadi ternd dikalangan anak muda. Pergaulan bebas identik sekali
dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi
rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini
identik sekali dengan adanya seks bebas.
Sedangkan dampak
yang ditimbulkan dari adanya pergaulan bebas adalah sebagai berikut:
Seks
bebas atau yang lebih dikenal dengan sebutan free sex
Sedangkan arti dari
seks bebas atau free sex sendiri adalah Seks bebas adalah hubungan
seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan,baik suka sama
suka atau didalam prostitusi.Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh
kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya
dengan orang yang bukan pasangannya.Biasanya dilakukan dengan alas an
mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatur kejenuhan.
Adanya seks bebas
ini akibat adalah dampak dari adanya pergaulan bebas yang telah
terjadi dan mengakibatkan kondisi seseorang melakukan tindakan seks
bebas yang jauh dari nilai dan norma yang ada.
Dampak dari adanya
seks bebas ini juga menimbulkan berbagai hal yang mengarah kepada hal
yang negative, diantaranya:
Untuk
perempuan dibawah usia 17 tahun yang pernah melakukan hubungan seks
bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks.
Beresiko
tertular penyakit kelamin dan HIV-AIDS yang bisa menyebabkan
kemandulan bahkan kematian.
Terjadinya
KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang
dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen
bahkan berujung pada kematian.
Adapun dampak
psikologis yang seringkali terlupakan ketika melakukan free seks atau
mengalami dampak fisik akibat free seks diatas adalah akan selalu
muncul rasa bersalah,marah,sedih,menyesal,malu,kesepian,tidak punya
bantuan,binggung,stress,benci pada diri sendiri,benci pada orang yang
terlibat,takut tidak jelas,insomnia (sulit tidur),kehilangan percaya
diri, gangguan makan,kehilangan konsentrasi,depresi,berduka,tidak
bisa memaafkan diri sendiri,takut akan hukuman Tuhan,mimpi buruk,
merasa hampa.
Penggunaan
narkoba
Lemahnya
Keimanan.
Hampir semua, bila
tidak mau dikatakan semua, perilaku seks bebas, tahu akan beban
dosa yang mereka terima. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu
'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin. Ini
menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.
Tidak
adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai
agama.
Lemahnya
pengawasan orang tua.
Salah
dalam memilih teman
Seks
bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan
suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat
indah khususnya bagi wanita.
Menjadikan
wajah pelakunya muram dan gelap.
Membuat
hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
Menjadikan
pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga
tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
Akan
menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di
hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
Tuhan
akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan
matanya liar dan tidak terjaga.
Pelaku
seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan
tidak percaya.
Zina
mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang
memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau
badannya.
Solusi
Mengatasi Pergaulan Bebas
Adapun solusi untuk
mengatasi pergaulan bebas yang dapat kita lakukan diantaranya sebagai
berikut:
1. Memperbaiki Cara
Pandang
2. Menjaga
Keseimbangan Pola Hidup
3. Jujur Pada Diri
Sendiri
4. Memperbaiki Cara
Berkomunikasi
5. Perlunya Remaja
Berpikir Untuk Masa Depan
6. Menanamkan Nilai
Ketimuran
7. Mengurangi
Menonton Televisi
8. Banyak
Beraktivitas Secara Positif
9. Sosialisasi
Bahaya Pergaulan Bebas
10. Menegakkan
Aturan Hukum.
11. Munakahat (
menikah )
Peran
Keluarga Dan Pemerintah Dalam Menangani Pergaulan Bebas
Peran
Keluarga
Keluarga adalah
pilihan yang tepat untuk membicarakan masalah yang dihadapi
anak.Sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangannya.Orang tua
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup
remaja dengan cara mengarahkan dan membimbing sikap dan perilaku,
mengenal kepribadian dan watak anak,mampu menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam membina hubungan yang akrab antara orang tua dan
anak. Peran orang tua dalam hal ini adalah :
Peran
Pemerintah
Dalam hal
ini,pemerintah harus menjadi orang yang terdepan dalam menanggulangi
oknum-oknum yang sudah membuat para remaja melakukan seks bebas.Peran
pemerintah diantaranya:
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada intinya,
pergaulan bebas itu merugikan dan patut dihindari. Masih banyak
hal-hal positif yang bisa kita lakukan tanpa pergaulan bebas.
Pergaulan bebas justru melunturkan ketimuran kita.
Penulis
kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus
dalam pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian
remaja di negeri ini.
B.
Saran
Saran
penulis pikirkanlah masa depan pembaca sebelum pembaca memutuskan
untuk terjerumus dalam pergaulan bebas. Lebih baik melakukan hal-hal
positif yang mencerahkan masa depan pembaca.
Selain itu, perlu kiranya remaja melibatkan diri
dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di
lingkungannya seperti pramuka ,karang taruna,dan kegiatan lainnya,
yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua.
Hendaknya para
orangtua lebih mengenal dan mengawasi anak-anaknya agar tidak
terjerumus.
Hendaknya
sekolah-sekolah lebih sering melakukan razia kepada para
murid-muridnya agar para remaja tidak ada yang menyimpan video porno.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun masyarakat yang ada, Bimbigan dan konseling ini pertama kali keluar yaitu di New York, namun hanya untuk bidang karier saja, sedangkan bidang-bidang yang lain itu merupakan kembangan dari bidang karier yang munculnya dibelakangan.
Selain dari pada itu, seorang konselor yang ingin melakukan bimbingan dan konseling kepada kliennya , seorang ia harus bisa menjaga asas-asas dan kode etik konselor, yang mana seorang konselor mempunyai hak untuk menjaga rahasia apapun yang ada pada diri klien agar tercipta dengan baik bimbingan dan konseling tersebut.
Pada hakikatnya, setiap manusia itu pasti memiliki problematika atau permasalahan- permasalahan dalam hidupnya, yang mana, terkadang manusia itu cenderung tidak bias menyelesaikan permasalahan atau konflik yang sedang dialaminya.ini menyebabkan mereka (yang punya masalah hidup), mengalami stress berkepanjangan yang berakibat fatal dalam kelangsungan hidupnya. Jika tidak segera diatasi, khawatir keadaan ini memicu terjadinya gannguan kejiwaan.
Dalam hal ini, peran seorang konselor sangat berpengaruh dan dianggap sangat penting bagi mereka yang mengalami stres atau semacamnya. Untuk itu, dipandang perlu kiranya seorang konselor itu mengetahui cikal bakal tentang bimbingan dan konseling yang sangat bermanfaat bagi kariernya, begitupun juga bagi mereka yang ingin mendalami bimbingan dan konseling serta yang menyangkut didalamnya.
Oleh karenanya, makalah akan memaparkan tentang latar belakang bimbingan dan konseling, pengertiannya, serta sejarah dari bimbingan dan konseling itu sendiri.
Dan dalam sub bab ini, kita akan mengetahui tentang latar belakang dari berkembangnya bimbingan dan konseling itu sendiri.pengertian dari bimbingan dan konseling, sera sejarah dari berkembangnya bimbingan dan konseling itu .
Sedangkan secara umumnya, bimbingan itu sendiri berarti pencengahan sementara konseling adalah penyembuhannya.
Dari perbedaan secara globalnya diatas, tentunya kita dapat menemukan letak perbedaannya sekarang. Akan tetapi, hal semacam ini tentunya kurang pengulasan.
Oleh karena itu, dibawah ini akan diulas tentang hal tersebut diatas.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi atau pengertian Bimbingan dan Konseling itu?
2. Apakah latar belakang dan perlunya Bimbingan Konseling itu?
3. Bagaimana sejarah perkembangan bimbingan konseling itu?
C.Tujuan
Tujuan dari rumusan maslah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian bimbingan konseling itu sendiri
2. Untuk mengetahui latar belakang bekembangnya bimbingan konseling dan perlunya belajar bimbingan konseling itu
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan dari bimbingan konseling itu sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian bimbingan dan konseling
a) Pengertian Bimbingan
Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” yang berarti menunjukkan atau membantu, akan tetapi bantuan disini bukan lah bantuan yang bersifat umum, bantuan yang dimaksud adalah membantu seseorang agar bisa menemukan kebahagiaan didalam hidupnya dengan cara membantu seorang klien tersebut mengentaskan dan menyelesaikan masalahnya. Tapi perlu diingat seorang konselor disini tidak menyelesaikan masalah yang dialami klien tetapi membantu disini dengan cara memberikan masukan dan pengertiang bagai mana seorang klien tersebut menghadapi masalahnya.
Menurut para ahli mendefenisikan bimbingan itu sebagi berikut misalnya:
1) Sunaryo Kartadinata yang berpendapat bahwa bimbingan itu yaitu:
“proses membantu individu untuk mencapai kan perkembangan optimal[1]”.
2) Stoops dan Walquist
“proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secara maksimum dalam mengarahkan mampaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya maupun masyarakat”[2].
Dalam defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa bimbingan itu merupakan suatu prosese yang terus menerus dilakukan seorang konselor kepada kliennya agar klien tersebut bisa menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya, dengan demikian seorang konselor itu membantu agar klien itu mendapatkan kebahagiaan yang diinginkan sang klien tersebut.
b)Pengertian konseling
Kata konseling itu berasal dari baahasa inggris yaitu : “Counseling”, yang memberi nasehat atau saran, istilah konseling sering diserangkaikan dengan kata bimbigan, hal ini karena konseling merupakan salah satu bagian dari prosese bimbingan.
Menurut para ahli konseling itu yaitu:
1) Rogers
“serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dalam merubah sikap dan tingkah lakunya[3].
2) Robinson
“ semua bentuk hubungan antara dua orang dimana seorang klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadaap dirinya sendirian dan lingkungannya.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwasanya konseling itu merupakan bantuan yang diberikan seorang konselor kepada seorang klien agar klien tersebut bisa mennyesuaikan diri baik dirinya sendiri maupun ketika ia berada didekat lingkungannya.
A. Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling
Faktor-faktor yang melatar belakangi muncul dan diperlukannya bimbingan dan konseling:
1. Faktor historis
Sejarah tentang developing one’s potential (pengembangan potensi individu) dapat ditelusuri masyarakat Yunani kuno. Mereka menekankan tentang upaya untuk mengembangkan dan memperkuat individu melaui pendidikan, sehingga mereka dapat mengisi peranannya dimasyarakat. Mereka meyakini bahwa dalam diri individu terdapat kekuatan-kekuatan yang dapat distimulasi dan dibimbing kearah tujuan-tujuan yang berguna, bermanfaat atau menguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. Konselor yang terkenal di Yunani kuno adalah Plato, karena dia telah menaruh perhatian yang begitu besar terhadap pemahaman psikologis individu, seperti menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat, dan teologis.
Konselor yang lain diantaranya adalah Aristoteles (murid Plato), Hippocrates dan para dokter lainnya yang menaruh perhatian pada bidang psikologi.
2. Faktor filosofis
Kata filosofis atau filsafat dalam bahasa Arab yang berasal dari kata yunani yang berarti filosofia (philosophia). Filsafat artinya cinta terhadap kebijaksanaan atu hikmah atau ingin mengerti segala sesuatu dengan mendalam. John J. Pietrofesa et.al mengemukakan pendapat James Cribin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan:
a. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri individu dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan.
b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan artinya bimbingan merupakan bagian intergal dalam pendidikan.
c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap klien yang meminta bantuan atau pelayanan.
d. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental. Bimbingan dilaksanakan melaui kerjasama, dan masing-masing bekerja berdasarkan keahlian atau kompetensinya sendiri.
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu merealisasikan potensi dirinya.
f. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisme, personalisasi dan sosialisai.
Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanaan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor khususnya yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam memberi keputusan yang tepat.
3. Faktor sosial budaya
Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak hanya mampu memenuhi tuntutan biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya di mana individu itu tinggal, tuntutan budaya itu dilakukan agar segala dampak moderenisasi dapat di filter oleh individu tersebut secara otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan budaya yang sudah ada, agar dapat di terima dengan baik oleh lingkungan tersebut. Untuk mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut, sangat diperlukan sebuah bimbingan
4. Faktor agama
Setiap individu merupakan makhluk Tuhan yang pada dasarnya sama memiliki fitrah sebagai khalifah dan hamba-Nya. Dalam kategori ini pun, sangat diperlukan sekali bimbingan terhadap setiap tantangan dimensi spiritualitas individu, seperti: dekadensi moral, budaya hedonistik, dan penyakit hati. Bimbingan dalam hal ini diperuntukan agar setiap individu mampu memandang setiap tantangan kearah positif bukan malah terjerumus kearah negative, sehingga kehidupan dapat dijalani sesuai dengan kaidah-kaidah agama
5. Faktor pendidikan
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk membuat individu lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai bimbingan, seperti: bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan lancer dengan adanya bimbingan dan konseling.
. 6. Faktor psikologis
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu, peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau diskontinuitas perkembangan.
7.Faktor IPTEK
Di era ini ilmu pengetahuan, informasi dan teknoligi berkembang sangat pesat, oleh karena itu diperlukannya Bimbingan dan Konseling, agar individu dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari perkembangan tersebut. Lewat Bimbingan dan Konseling, individu diarahkan kepada dampak positif dari IPTEK yang lebih ditujukan pada penerapan teknologi yang harus dimilliki dan dikuasai karena semakin kompleksnya jenis-jenis dan syarat pekerjaan serta persaingan antar individu.
C. Sejarah perkembangan BK
a). Sejarah awal bimbingan dan konseling sampai abad 20
Bimbingan dan konseling ini sudah dimulai sejak zaman yunani kuno, karenaa mereka menekankan tentang upaya megembangkan individu melalui pendidikan sehingga bisa dapat berperan dalam masyarakat pada msaa itu.
Dintaara tokoh konselor pada masa itu yaitu kita sebut Plato dimana ia telah memusatkan perhatianntya pada masalaah yang menyanggkut bagaimana membangun pribadi manusia yang baaik daan teknik apa yang bisa mempengaruhi manusia didalam mengembangkaan keyakinannya.
a) Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling pada zaman modern
Perkembangan pada zaman ini dikarenakan banyaknya muncul dari teori-teori mengenai bimbingan dan konseling yang mana teori-teori ini mengaplikasikan pada lembaga-lembaga pendidikan, selain dari pad itu perkembangan bimbingan dan konseling dizaman modern ini juga terlihat dari kemunculanny organisasi-organisasi dibidang konseling, diantaranya adalah: America Achool Counselor Assocition (ASCA), American Counseling Assocation (ACA), dan Association of Counselor Education and Supervision (ACES). Organisasi-organisasi ini berusaha meningkatkan profesionalitas para konselor dengan meluncurkan program akreditasi dan sertifikasi.
Selain dari pada itu, sejarah perkembangan bimbingan dan konseling diindonesia dapat dilihat sebagai berikut:
- Periode prawacana dan pengenalan (1960-1970 – an)
Yang mana periode ini dengan dibukanya jurusan Bimbingan dan Penyuluhan pada tahun 1975 di IKIP Bandung, dengan pembukaan secara tidak langsung bahwa BK itu sudah dikenalkan kemasyarakat.
- Pemasyarakatan (1970-1990-an)
Pada masa ini diberlakukannya kurikulum untuk SD sampai SMA, kurikulum ini secara resmi mengintegrasikan kedalam layanan BP untuk siswa. Pada tahun ini juga dibentuk pula organisasi profesi BP dengan nama IPBI (ikatan Petugas Bimbingan Nasional), namun seiring dengan perjalan waktu maka muncullah permasalahan yang mana pemahaman BP ini diidentikkan dengan BK (Bimbingan Karir)
- Konsolidasi (1990-200-an)
Periode ini ditandai dengan adanya yaitu:
Ø Perubahan istilah BP menjadi Bimbingan Konseling (BK)
Ø Pelayanan BK disekolah hanya dilaksanakan oleh guru pembimbing.
Ø Diadakan penataran untuk para guru pembimbing
Ø Formasi untuk pengangkaatan menjadi guru pembimbing
Ø Pola pelayanan BK disekolah dikenal dengan istilah BK pola 17
Ø Dibentuk kepengawasan bidang BK disekolah
Ø Dikembangkan sejumlah panduan pelayanan BK disekolah oleh IPBI
- Lepas landas
Sebelum periode ini muncul terdapat kendala yakni berkenaan dengan SDM yang kurang berkualitas sehingga berdampak buruk terhadap pelaksanaan layanan BK
Walaupun demikian juga mempunyai beberapa kemajuan yaitu:
Ø Perubahan nama organisasi dari IPBI menjadi ABKIN (asosiasi bimbingan Konseling Indonesia)
Ø Dikeluarkan UU No. 20 Thn. 2003 tentsng sistem pendidikan nasional yang memuat bahwa konselor termasuk kedalam tenaga pendidik
Ø Kerja sama ABKIN dengan DEPDIKNAS tentang standaritas profesi pendidik
Ø Kerjasama ABKIN dengan direktorat PLP untuk merumuskan kompetensi guru konselor SMP sekaligus memberikan pelatihan kepada mereka.
BAB III
PENUTUP
a) Simpulan
1. Bimbingan dari kata guidance yang berarti mengarahkan, memandu, mengelola dan menyetir. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling, yaitu:
a. Fakto historis
b. Faktor filosofis
c. Faktor sosial budaya
d. Faktor religius / agama
e. Faktor pendidikan
f. Faktor psikologis
g. Faktor IPTEK
b) Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan kita semua dapat memahami lebih mendalam tentang peran seorang konselor serta hal- hal yang terkait dengan bimbingan dan konseling.Agar kita semua dapat menelaah setiap hal yang menyangkut tentang bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Sukardi, Dewa, dan Desak P.E. Nila Kusumawati. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Prayitno dan Erman Amti. Dasar–Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.1999.
Tohirin. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008.
Yusuf, Syamsu, dan A. Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Faham Ahlussunah wal jama’ah saat ini terasa penting untuk diketahui dan dipedomani oleh generasi muda, terutama oleh generasi muda Nahdlatul ulama’. Karena saat ini banyak kelompok- kelompok yang menyatakan diri sebagai kelompok ahlussunah wal jama’ah namun hanya sekedar symbol dalam organisasinya saja, Sedangkan gerakan- gerakan yang dilakukan sudah tidak sesuai dengan aqidah, syari’ah dan mu’amalah yang digariskan oleh faham ahli sunnah wal jama’ah itu sendiri. Mereka lebih cenderung mengikuti gerakan faham keagamaan yang liberal dan ekstrim.
Nahdlatul Ulama’ sebagai organisasi sosial keagamaan yang terang- terangan menganut dan membela Islam faham ahlussunnah wal jama’ah sekarang terasa asing bagi generasi mudanya. Oleh karena itu, jika tidak ada upaya sosialisasi yang serius tentang aswaja dan ke- NU an kepada generasi muda dan tokoh masyarakat, maka bukan mustahil jika pada suatu saat NU akan ditinggalkan oleh generasi muda dan tokoh masyarakat. Term Ahlussunnah banyak di pakai setalah munculnya aliran Asy’ari dan Maturidiyah, aliran-aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah. Dalam pemikiran Islam, baik dibidang filasafat,dan ilmu kalam, apa lagi di bidang ilmu fiqih,akal tidak pernah membatalkan wahyu. Akal tetap tunduk kepada wahyu. teks wahyu tetap di anggap benar,akal untuk memahami teks wahyu dan tidak untuk menentang wahyu.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang permasalahan diatas adalah:
1. Bagaimana pengertian ahlussunnah wal jamaah?
2. Bagaiman sejarah ahlussunnah wal jama’ah?
3. Bagaimana pendapat/ doktrin tentang ahlussunnah wal jama’ah?
4. Siapa tokoh- tokoh dari ahlussunnah wa ljama’ah?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian ahlussunnah wal jamaah.
2. Mengetahui sejarah ahlussunnah wal jama’ah.
3. Mengetahui pendapat/ doktrin ahlussunnah wal jama’ah.
4 Mengetahui tokoh-tokoh ahlussunnah wal jama’ah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ahlussunnah wal jama’ah
Ahlussunah wal jamaah terdiri dari tiga kata, yaitu “ahlun” berarti keluarga atau golongan. .
As-Sunnah secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu yaitu yang disunnahkan.
Menurut istilah As-sunnah yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh rasulullah SAW dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan.
Sedangkan pengertian Jama’ah secara bahasa yaitu diambil dari kata "jama'a" artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian lain.
Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun bathin.
Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah golongan umat Islam yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal ‘aqidah, perkataan maupun perbuatan, juga mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti Sunnah Nabi SAW) dan menjauhi perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang tetap menang dan senantiasa ditolong oleh Allah sampai hari Kiamat. [1]
Pengertian Ahlussunah Wal Jamaah sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. yaitu sesuai dengan maksud Hadits Nabi yang diriwayatkan olh Imam Thabrani, yaitu:
افْتَرَقَتِ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَإِنَّ أُمَّتِيْ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلاَّ وَاحِدَةً وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
“Telah terpecah orang–orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh (golongan) dan telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua firqoh dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh semuanya dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama’ah”.
B. Sejarah Lahirnya Ahlussunnah wal jama’ah
Ahlussunnah wal jama’ah muncul pada abad ke tiga Hijriah. Yang di anggap berjasa mempopulerkan kembali adalah Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansyur Al-Maturidi, Imam Hasan lahir di Basrah (Iraq) pada tahun 260 H/873 M dan wafat pada tahun 324/935 M.[2]
Sedangkan Imam Maturidi lahir di desa Maturid Samarqan dan wafat pada tahun 333 H, seperti Imam Al-Asy’ari. Maturidi juga mempunyai kajian tentang I’tiqad Ahlussunnah wal jama’ah sebagai mana yang di ajarkan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya.
Dahulu di zaman Rasulullaah SAW. kaum muslimin dikenal bersatu, tidak ada golongan ini dan tidak ada golongan itu, tidak ada syiah ini dan tidak ada syiah itu, semua dibawah pimpinan dan komando Rasulullah SAW.
Kemudian setelah Rasulullah SAW. wafat, benih-benih perpecahan mulai tampak dan puncaknya terjadi saat Ali ra. menjadi khalifah. Namun perpecahan tersebut hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu yaitu akidah Islamiyah, meskipun saat itu benih-benih penyimpangan dalam akidah sudah mulai ditebarkan oleh Ibin Saba’, seorang yang dalam sejarah Islam dikenal sebagai pencetus faham Syiah (Rawafid).
Tapi setelah para sahabat wafat, benih-benih perpecahan dalam akidah tersebut mulai membesar, sehingga timbullah faham-faham yang bermacam-macam yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW.
Saat itu muslimin terpecah dalam dua bagian, satu bagian dikenal sebagai golongan-golongan ahli bid’ah, atau kelompok-kelompok sempalan dalam Islam, seperti Mu’tazilah, Syiah (Rawafid), Khowarij dan lain-lain. Sedang bagian yang satu lagi adalah golongan terbesar, yaitu golongan orang-orang yang tetap berpegang teguh kepada apa-apa yang dikerjakan dan diyakini oleh Rasulullah SAW. bersama sahabat-sahabatnya.
Golongan yang terakhir inilah yang kemudian menamakan golongannya dan akidahnya Ahlus Sunnah Waljamaah. Jadi golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah golongan yang mengikuti sunnah-sunnah nabi dan jamaatus shohabah.
Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW : bahwa golongan yang selamat dan akan masuk surga (al-Firqah an Najiyah) adalah golongan yang mengikuti apa-apa yang aku (Rasulullah SAW) kerjakan bersama sahabat-sahabatku.
Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah itu sudah ada sebelum Allah menciptakan Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hambali. Begitu pula sebelum timbulnya ahli bid’ah atau sebelum timbulnya kelompok-kelompok sempalan.
C. Pendapat/ doktrin Ahlussunnah wal Jama’ah
Ada beberapa pendapat ahlus sunnah wal jama’ah yaitu tentang:
1. At-Tauhid
Mereka meyakini bahwa at-Tauhid adalah “Tunduk, taat, dan beribadah semata-mata kepada Allah” dan memiliki dua pilar berikut:
a. Kufur bith Thaghut, mengingkari atau tidak beriman kepada semua Tuhan yang salah (Thaghut).
b. Iman Billah, menyatakan iman hanya kepada Allah swt.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah beriman semata-mata kepada Allah swt. Dalam seluruh nama dan sifat-Nya tanpa mengalihkan sifat-sifat Allah swt. Kepada yang lain
2. At-Takfir
Mereka meyakini bahwa takfir adalah kebenaran dari Allah dan menciptakan penyucian dan perlindungan tauhid seseorang. Takfir akan menjamin hukum-hukum Allah terjaga dan terjamin serta batas-batas islam tidak dilanggar. Mereka membuat takfir bagi siapa saja yang menyatakan kekufuran secara terang-terangan dan tidak memiliki pencegahan terhadap takfir atas mereka.
3. Al-Qadar
Mereka meyakini bahwa perbuatan atau kita adalah ciptaan Allah swt. Kita percaya bahwa manusia memiliki kehendak dan harapan untuk melakukan sesuatu atau tidak. Allah memiliki kehendak dan tidak berharap apa-apa dari perbuatan manusia yang dilakukan tanpa kehendak dan harapan Allah. Karena Allah telah berfirman “Aku mencitakanmu dan perbuatanmu”
4. Al-Masaadarud Din (Dasar Agama)
Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan bahwa sumber hukum dari Agama Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman sahabat. Mereka juga menyertakan ijma’ sahabat sebagai bukti.
5. Al-Qur’an
Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Al-Qur’an itu adalah kalamullah yang hakiki dalam kenyataan serta dapat didengar dan dibaca. Al-Qur’an adalah kakta-kata dengan makna dan merupakan perkataan Allah.
6. Hadits
Mereka meyakini bahwa hadits shahih adalah hujjah (dalil) untuk seluruh persoalan agama. Mereka tidak membedakan antara akidah dan syari’at, dan mengatakan bahwa seluruh persoalan agama dapat diambil dari hadits ahad maupun mutawatir.
7. Sahabat
Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa seluruh sahabat adalah orang yang dapat dipercaya. Pendapat-pendapat mereka adalah hujjah yang menjadi panduan bagi kita, mengikat kita dan kita tidak akan menyangkal baik itu perbedaan pendapat di antara mereka karena semua dalam persoalan yang haq mmaupun ijtihad diantara mereka. Ada banyak bukti baik itu di dalam Al-Qur’an maupun hadits (banyak hadits) yang bersaksi atas sahabat, kekuatan iman mereka, serta kecintaan Allah swt pada mereka.
8. Tanda-tanda kerasulan
Ahlus Sunnah wal Jam’ah meyakini bahwa ada banyak kemukjizatan dan tanda-tanda kerasulan selain Al-Qr’an.
9. Asy-Syahadah
Mereka tidak bersaksi bahwa seseorang masuk surga kecuali bagi mereka yang Allah telah nyatakan bagi kita. Bagi mereka yang masih hidup, kita tidak bersaksi apakah mereka masuk neraka atau surga. ketika mereka meninggal kita juga tidak bersaksi bahwa mereka dijamin surga. Mereka tidak mengatakan “Ini atau itu syahid”. Akan tetapi, kita mengatakan, InsyaAllah dia syahid.
10. Al-Istinaa’ (Gelar)
Mereka mengatakan Insya Allah, sebagai contoh, “Dia syahid, Insya Allah” atau “Saya seorang mukmin, insya Allah.” Mereka tidak memuji diri sendiri atau orang lain kecuali mereka yang dipuji oleh Allah.[9]
D. Tokoh- tokoh Ahlussunnah wal Jama’ah
1. AL-ASY’ARI
a. Riwayat Singkat Al-Asy’ari
Nama lengkap Al-Asy’ari adalah Abu Al-Hasan Ali Bin Isma’il bin Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari.[2]Menurut beberapa riwayat , Al-asy’ari lahir di Bashrah pada tahun 260 H/875 M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Bagdad dan wafat di sana pada ahun 324H/935M.
Menurut Ibn Asakir, ayah Al-Asy’ari adalah seorang yang berpaham Ahlussnnah dan ahli Hadis. Ia wafat ketika Al-asy’ari masih kecil. Sebelum wafat, ia berwasiat kepada sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As-Saji agar mendidik Al-asy’ari. Ibu Al-Asy’ari sepeninggal ayahnya menikah lagi dengan tokoh Mu’tazilah yang bernama Abu Ali Al-Jubba’I (w.303 H/915 M), ayah kandung Abu Hasyim Al-Jubba’I (w. 321 H/932 M), Berkat didikan ayah tirinya Al-Asy’ari kemudian menjadi tokoh Mu’tazilah. Ia sering menggantikan Al-Jubba’I dalam perdebatan menentang lawan-lawan Mu’tazilah selain itu, banyak menuls buku yang membela alirannya.[3] Al-Asy’ari menganut faham Mu’tazilahhanya sampai ia berusia 40 tahun. Setelah itu secara tiba-tiba ia mengumumkan di hadapan jama’ah masjid Basrah bahwa dirinya telah meninggalkan faham Mu’tazilah.
b. Pemikiran-pemikiran Al-Asy'ari antara lain:
1) Tuhan-tuhan dan sifat-sifatnya
2) Kebebasan dalam berkehendak
3) Akal dan wahyu dan kreteria baik dan buruk
4) Qadimnya Al-qur’an
5) Melihat allah
6) Keadilan
7) Kedudukan orang berdosa
2. AL-MATURIDI
a. Riwayat Singkat Al-Muturidi
Abu Manshur Al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di Semarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tenggara, daerah tersebut sekarang di sebut Uzbekistan. Tahun kelahiranya tidak di ketahui pasti, hanya perkiraan sekitar pertengahan abad ke 3H. Beliau wafat pada tahun 333H/944M.
Karir pndidikan Al-Maturidi lebih cenderung untuk menekuni bidang teologi daripada fiqih. Ini di lakukan untuk memperkuat pengetahuan dalm menghadapi faham-faham teologi yang banyak berkembang pada masyarakat islam, yang dipandangnya tidak sesuai dengan pemikiran atau kaidah yang benar menurut akal dan syara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun bathin. Adapun aliran Ahlussunnah wal jama’ah adalah Al-Asy’ari dan Al- Maturidi. Dari segi etosnya, pergerakan tersebut memiliki semangat ortodoks. Aktualitas formulasinya jelas menampakan sifat yang reaksionis terhadap Mu’tazilah , sebuah reaksi yang kullabiah.
B. Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, kami mengharap semoga bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi pembaca.Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan makalah ini sangat kami harapkan. Tak terlepas kurangan-kekurangan makalah ini,kami berharab teman-teman mengkritisi kekurangan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal saleh bagi kami,ami,yaa Rabbal ‘Alamin
DAFTAR RUJUKAN
Nawawi, ilmu kalam (malang, genius media, 2014)
- Omar Bakri Muhammad Syekh, Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah, Jakarta, gema insane, 2005
Qasim mahmud, fi Ilm AL kalam , maktabah AL-anglo AL-misiriah,kairo,1969
Thoha Ashad, Pendidikan Aswaja dan KE-NU-AN, Surabaya. MYSKAT PW LP Maarif NU Jatim,2006
MAKALAH
ILMU KALAM
“ALIRAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kalam yang dibimbing oleh bapak. A. Khairuddin, M.Pd.I
Disusun oleh: Aisyatin Kamila
Alfi Masita
Alif Kamala
Anita Safitri
Antika
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY SUKOREJO
2015